Sejumlah Penyakit Kronis yang Ditanggung BPJS Kesehatan Banyak Diderita Lansia

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kronis adalah penyakit yang berkembang dalam jangka waktu lama, yaitu sekitar 1 tahun hingga lebih. Penyakit kronis memerlukan perhatian medis secara berkelanjutan dan membatasi aktivitas hidup sehari-hari para penderitanya. Beberapa contohnya seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. 

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan mencatat ada beberapa penyakit katastropik yang mengancam jiwa, termasuk penyakit akut dan kronis yang menelan biaya klaim terbesar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 

Di urutan pertama, ada penyakit jantung yang menjadi penyakit dengan klaim terbesar pada program JKN, yaitu Rp 12,14 triliun yang berasal dari 15,5 juta kasus. Di posisi kedua ditempati penyakit kanker dengan total biaya Rp 4,5 triliun dari 3,15 juta kasus. Kemudian, klaim untuk penyakit stroke sebesar Rp 3,24 triliun dengan 2,54 juta kasus. 

Lantas, apa saya penyakit kronis yang paling banyak penderitanya di Indonesia? 

Daftar Penyakit Kronis di Indonesia

Berdasarkan Survei Kondisi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia di Indonesia yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi), terdapat sekitar 16 penyakit kronis yang paling banyak diderita oleh masyarakat lanjut usia di Tanah Air. 

Survei tersebut melibatkan 816 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia pada 9-22 Mei 2022. Responden terbagi dalam lima kategori usia, yaitu 60-65 tahun sebanyak 64,2 persen, 66-70 tahun sebesar 20,1 persen, 71-75 tahun sebesar 9,6 persen, 76-80 tahun sebanyak 3,7 persen, dan lebih dari 80 tahun sebanyak 2,5 persen. 

Dari 816 responden, 24,6 persen atau 201 orang lansia di antaranya memiliki riwayat penyakit kronis. Sedangkan mayoritas responden atau sebanyak 75,4 persen mengaku tidak menderita penyakit kronis. 

Adapun daftar penyakit kronis yang paling banyak diderita lansia Indonesia adalah sebagai berikut:

- Hipertensi: 37,8 persen.

- Diabetes: 22,9 persen.

- Rematik: 11,9 persen.

- Jantung: 11,4 persen.

- Asma: 10,4 persen.

- Asam lambung: 8 persen.

- Asam urat: 5,5 persen.

- Penyakit paru kronis: 3 persen.

- Kolesterol: 3 persen.

- Ginjal: 2 persen.

- Tumor: 1,5 persen.

- Osteoporosis: 1,5 persen.

- Anemia: 1,5 persen.

- Kanker: 1 persen.

- Saraf terjepit: 1 persen.

- Liver: 0,5 persen.

- Lainnya (stroke, vertigo, hernia, dan lain-lain): 10 persen. 

Penyakit Jantung jadi Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

Selain menjadi salah satu penyakit kronis yang paling banyak diderita lansia Indonesia dan menghabiskan klaim program JKN oleh BPJS Kesehatan paling besar, penyakit kardiovaskular atau jantung merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. 

“Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit stroke sebesar 19,42 persen dan jantung iskemik (serangan jantung) sebesar 14,38 persen,” kata Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia 2023 secara daring di Jakarta, Senin, 25 September 2023. 

Tak hanya di Indonesia, Eva mengungkapkan bahwa stroke dan serangan jantung juga menjadi perhatian dunia, karena penyakit jantung iskemik mengakibatkan 16,17 persen kematian di tingkat global, sedangkan stroke menyebabkan 11,59 persen kematian manusia di muka bumi. 

“Kedua jenis penyakit kardiovaskular tersebut menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar JKN pada 2022, yaitu Rp 15,37 triliun,” ucapnya. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Berita Tekait

Policy Paper