Industri menyerbu asuransi kesehatan

Ilustrasi: Asuransi kesehatan yang diluncurkan ADIRA akan meramaikan perusahan asuransi di tahun 2013JAKARTA - Pamor asuransi kesehatan memikat pelaku asuransi umum. Potensinya yang besar serta belum tergarap maksimal, membuat asuransi yang garap bisnis ini semakin banyak. Lihat saja PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) yang akan memasarkan asuransi kesehatan mulai tahun depan.

Indra Baruna, Presiden Direktur Adira Insurance, mengatakan lini terbaru ini sudah meluncur sejak awal Desember 2012. Namun pemasarannya mulai gencar di tahun 2013. Adira mengincar pasar korporasi dengan target premi Rp 25 miliar di tahap awal.

Hardianto Wirawan, Corporate Strategic Planning Head Adira Insurance, menambahkan saat ini belum semua asuransi umum menyasar produk tersebut.  "Marketnya bagus," katanya.

Lippo General Insurance juga memperbanyak ragam asuransi kesehatan. Emiten asuransi itu akan merilis produk baru awal tahun depan dengan tarif premi murah. Salah satu produk asuransi Lippo Insurance adalah Healthplus, dengan premi sebesar Rp 900.000 per tahun. Produk ini memberi perlindungan terhadap risiko rawat inap di rumah sakit.

Alva Umbas, Corporate Communication Head Lippo Insurance, menjelaskan akan menggarap pasar asuransi kesehatan segmen ritel. Untuk itu, Lippo bekerjasama dengan salah satu gerai hipermarket. Selain itu memperbanyak kerja sama pemasaran dengan bank.

Asuransi kesehatan berkontribusi paling besar ke Lippo. Hingga kuartal III-2012, Lippo Insurance mengantongi premi bruto Rp 400,5 miliar, tumbuh 23,26% secara year on year (yoy). Nah, asuransi kesehatan berkontribusi  Rp 250,79 miliar, tumbuh 31,12%.

Asal tahu saja, asuransi kesehatan menjadi salah satu primadona industri asuransi umum. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) per kuartal III-2012 menunjukkan kontribusi premi asuransi kesehatan plus kecelakaan Rp 3,62 triliun, tumbuh 17,4%. Pangsa pasarnya naik menjadi 12,7% dari 12,4%.  Di asuransi umum, kontribusi asuransi kecelakaan dan kesehatan terbesar nomor tiga, setelah asuransi properti dan kendaraan bermotor.

Budi Herawan, Kepala Bidang Informasi AAUI, menerangkan pasar terbesar adalah perusahaan yang mengasuransikan karyawan mereka. Namun Budi mewanti-wanti, agar asuransi tidak terlena. Meski menggiurkan, potensi klaim asuransi ini cukup besar. Padahal, preminya kecil.

Sampai akhir September lalu, rasio klaim jenis asuransi ini terbilang tinggi yakni 44%. Total klaim mencapai Rp 1,6 triliun, naik 22,2%.

Berita Tekait

Policy Paper