Jakarta - Hari Stroke Sedunia (World Stroke Day) diperingati setiap tanggal 29 Oktober. Momentum ini bertujuan sebagai upaya peningkatan terhadap pentingnya melakukan pencegahan dan pengobatan akibat penyakit stroke.
Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak yang bisa berdampak serius, bahkan kematian. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) Eva Susanti menyebut, stroke menjadi penyebab disabilitas nomor satu dan kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung.
"Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama, yaitu 19,42 persen dari total kematian berdasarkan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019 tahun 2019," ucapnya dalam konferensi pers Hari Stroke Sedunia, Jumat (27/10/2023).
"Dan berdasarkan hasil riskesdas prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1.000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1.000 penduduk pada tahun 2018," lanjutnya.
Selain dari sisi fatalitas, stroke juga menjadi salah satu penyakit dengan pembiayaan terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Menurut Eva, pembiayaan stroke pada tahun 2022 mencapai Rp 3,23 triliun.
"Dan jumlah ini meningkat bila dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 1,91 triliun dari data BPJS kita kutip tahun 2022," imbuhnya lagi.
Eva menambahkan sebenarnya kasus stroke ini 90 persen bisa dicegah apabila menghindari faktor risikonya. Misalnya, seperti merokok, mengonsumsi makanan yang tak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan lainnya.
Selain itu, Eva juga mengingatkan untuk tetap menjaga atau mengontrol kondisi yang menjadi faktor risiko terjadinya stroke, seperti hipertensi hingga diabetes.