Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan

Langkah ini adalah untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan. Fakta ini mencakup mengenai perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan, perubahan tempat kematian, aspek medik, kebijakan, dan manajemen programnya. Dalam paper ini ada dua kelompok fakta:

  • Propinsi X sebagai kasus di daerah kekurangan tenaga dan fasilitas kesehatan.
  • Kabupaten Y sebagai kasus daerah yang "banyak" fasilitas kesehatan dan "cukup" tenaga kesehatan.

Data Propinsi X
Catatan: Belum Memadai, maksudnya adalah Puskesmas Memadai

Berdasarkan data Riskesdas (2007), tempat persalinan di Propinsi X adalah sebagai berikut:

2a

Untuk mempercepat penurunan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir di Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Propinsi NTT mencanangkan Revolusi KIA. Kebijakan ini merupakan Upaya yang sungguh-sungguh untuk percepatan penurunan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir dengan cara-cara yang luar biasa (Pergub NTT No. 42 Tahun 2009). Salahsatu kebijakan kunci adalah bagaimana mengarahkan persalinan ke fasilitas kesehatan yang memadai.

Setelah dua tahun pelaksanaan, data berikut ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan perubahan kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak berupa Revolusi KIA yang menekankan mengenai tempat persalinan di fasilitas pelayanan sudah memberikan dampaknya. Sumber data memang berbeda dengan Riskesdas, yaitu dari catatan Dinas Kesehatan Propinsi. Data di tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat persentase tempat persalinan.

2b

Gambar diatas menunjukkan adanya peningkatan persalinan pada fasilitas kesehatan, dengan terjadinya penurunan persalinan yang berada di Non Faskes /rumah. Di tahun 2010 persalinan di non faskes ada sejumlah 35% yang menurun menjadi 25% di tahun 2011. Hal ini disertai terjadinya peningkatan persalinan di Rumah Sakit, dan Puskes PONED. Persalinan di puskesmas yang fasilitasnya memadai masih sama.

2c

Lebih lanjut terjadi perubahan tempat kematian. Lokasi kematian ibu di Non-faskes turun dari 55% menjadi 46% dari total kematian. Sementara itu terjadi peningkatan persentase kematian ibu di puskesmas memadai (bukan Puskesmas PONED).

2d

Data kematian neonatus juga menunjukkan trend yang sama, yakni penurunan kematian yang berasal dari Non Faskes/ rumah. Persentasi kematian meningkat ada pada Puskesmas memadai dan Puskesmas PONED. Persentase kematian di RS menurun.

Di dalam Revolusi KIA terdapat program Sister Hospital NTT. Data terbaru menunjukkan sebagai berikut:

Catatan:
Pra SH: jumlah kematian di 6 RS Sister Hospital selama 6 bulan sebelumnya
SH 1: Jumlah kematian di 6 RS Sister Hospital selama 6 bulan program berjalan
SH 2: Jumlah kematian di 6 RS Sister Hospital selama bulan 7 – 12.

2e2f

Berdasarkan data ini. terjadi penurunan kematian yang cukup signifikan pada kematian ibu dan neonatus, antara pra sister hospital 1 dan 2.

Akan tetapi antara sister hospital 1 dan sister hospital 2 terjadi peningkatan angka absolut kematian maternal dari yang sebelumnya 6 kematian menjadi 9 kematian. Namun apabila melihat komplikasi yang ditangani, pada sister hospital jumlah partus dengan komplikasi meningkat cukup tinggi dari 138 menjadi 512 kasus, yang artinya program sister hospital ini, merangsang ibu-ibu yang memiliki masalah dalam persalinan untuk melakukan persalinan di RS.

2g

Perbandingan Case Fatality Rate Maternal Program Sister Hospital Pra, Sister Hospital 1, Dan Sister Hospital 2

Kematian yang terjadi pada kasus-kasus komplikasi di 6 kabupaten di NTT menurun tajam. Sebelum sister hospital terdapat 12.39% kasus persalinan dengan komplikasi mengalami kematian. Pada saat SH2 kematian maternal sudah dapat ditekan hingga 1.76% dari seluruh tindakan persalinan.

Data Kabupaten Y

Kabupaten Y terletak di pantai utara. Data mengenai jumlah penduduk, angka kematian dan sebagainya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

2l

Kabupaten Y berada di eks Karesidenan P di Jawa Tengah. Berdasarkan data tahun 2011 sampai dengan bulan September, Kabupaten Ydan Kab Q di Karesidenan P, Kabupaten J di eks Karesidenan S, dan Kabupaten R di eks Karesidenan T mempunyai angka kematian yang tertinggi. Perbandingan jumlah kematian absolut di tahun 2010 dibanding dengan tahun 2011 (September) menunjukkan kenaikan tinggi. Diperkirakan jumlah kematian ibu di Kabupaten Y pada bulan Desember 2011 dapat mencapai 45 orang dibanding tahun 2010 yang jumlahnya 22 orang. Berarti kenaikan lebih dari 100%. Data sampai Desember ada 48 meninggal.

Ada kemungkinan jumlah kematian ibu di Jawa Tengah di tahun 2011 akan tetap atau mungkin secara absolut akan bertambah banyak. Pada tahun 2010 jumlah kematian ibu absolut di Jawa Tengah berjumlah 611. Sementara itu sampai bulan September 2011 sudah berjumlah 501. Proyeksi kematian sampai bulan Desember 2011 diperkirakan dapat menjadi sekitar 670an. Untuk eks Karesidenen P, jumlah kematian absolut pada tahun 2010 sebanyak 164, dan sampai September 2011 sebanyak 130 ibu. Proyeksinya di bulan Desember 2011 menjadi sekitar 175.

2h

Keadaan Sarana dan Tenaga Pelayanan

Kabupaten Y berada di pantai utara di lalui jalan raya Pantura (Dandels) dengan jumlah sarana kesehatan yang relatif baik. Tersedia 8 RS termasuk sebuah RS Tentara. Tersedia 29 Puskesmas dan tenaga kesehatan yang cukup banyak (Lihat data di bawah ini)

2m

Data kematian ibu di tahun 2011 sampai bulan September 2011 yang diperoleh dari Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat sebagai berikut. Data sampai bulan September 2011 menunjukkan jumlah kematian ibu. Sebagian besar kematian berada pada usia reproduksi sehat yaitu 20 sampai dengan 35 tahun (67%).

2i

Sebagian besar Ibu meninggal saat persalinan (44%) dan tempat meninggal di rumahsakit (85%). Tiga persen dari kematian total berada di rumah ( 1 orang ibu meninggal di rumah). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak banyak melakukan persalinan di rumah.

2j

Data menunjukkan bahwa seluruh RS di Kabupaten Tegal menjadi tempat kematian ibu. Rumahsakit tersebut adalah RS Pemerintah (termasuk RSD Kardinah yang berada di Kota Tegal). Demikian pula, ada ibu dari Kabupaten Tegal yang bersalin di RSD Ashari di Pemalang.

Gambar di bawah ini menggambarkan penyebab kematian. Sebagian besar disebabkan oleh eklamsia, dimana angka 36% jauh melebihi dari proporsi pada umumnya. Penyebab kematian lain-lain yang terdiri atas tipod, decomp cordis, bronkopenumonia, TB, dan anemia merupakan 35% penyebab.

2k

pendaftaran-alert

regulasi-jkn copy

arsip-pjj-equity

Dana-Dana Kesehatan

pemerintah

swasta-masy

jamkes

*silahkan klik menu diatas

Policy Paper

Link Terkait

jamsosidthe-lancet