Hari 2: The 11th World Congress of International Health Economics Assossiation (iHEA)


 Plenary Session II

By: Likke

prof.ernestProf. Ernst Fehr dalam sesi plenari iHEA 2015 (Dok PKMK 2015 oleh Tiara)

Sebelum keynote speech dimulai, Direktur dan CEO iHEA, Tom Getzen memberikan pengantar dan juga mengumumkan bahwa dirinya akan pensiun dari iHEA mulai akhir 2015. Tom Getzen telah terlibat dalam iHEA sejak 23 tahun yang lalu dan merupakan pionir dalam upaya menyediakan beasiswa bagi para peneliti dari negara berkembang untuk hadir di kongres iHEA. Presiden terpilih iHEA Terkel Christiansen memberikan kata perpisahan dan juga cinderamata simbolis yang diikuti dengan tepuk tangan panjang dari para peserta.

Keynote speaker sesi plenari ini diberikan oleh Prof. Ernst Fehr dari Department of Economics, University of Zurich. Topik sesi plenari mengangkat topik yang justru bertolak belakang dengan tema kongres iHEA, yaitu De Gustibus Est Disputandum atau “Taste IS to be Disputed”, sebagai upaya menunjukkan bahwa manusia memiliki preferensi tersendiri yang perlu diteliti lebih lanjut dan digunakan dalam intervensi dari aspek health economics.

Profesor Ernst Fehr memaparkan sejumlah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa preferensi atau kecenderungan untuk memiliki dapat dipengaruhi dan bahwa stimulus eksternal dapat mempengaruhi manusia, termasuk dalam hal behavioral economics. Dua contoh awal adalah dari bidang perbankan. Saat sejumlah responden yang terdiri dari pialang saham berpengalaman diberikan sejumlah stimulus eksternal tentang perbankan, preferensi risiko para responden ini dapat dipengaruhi. Misalnya, responden yang diberikan stimulus berupa tren kenaikan saham akan lebih berani mengambil risiko berinvestasi di saham tersebut. Sebaliknya, saat para responden ini ditunjukkan tren saham yang menurun, preferensi untuk tidak lagi berinvestasi meningkat, hal ini dipengaruhi oleh rasa takut atau khawatir akan risiko keuangan. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa preferensi atau taste manusia dapat dipengaruhi.

Contoh berikutnya lebih dekat ke sektor kesehatan, yaitu intervensi untuk mengurangi kejadian female genital mutilation (FGM) atau perilaku sunat wanita yang cukup umum dilakukan di negara-negara Sub-Sahara Afrika. Sunat wanita dalam konteks FGM ini cenderung dilakukan secara ekstrim dan menimbulkan komplikasi kesehatan seperti fistula, infeksi, dan bahkan kematian. Intervensi dilakukan dengan memberikan sejumlah seri film yang secara perlahan mempengaruhi preferensi masyarakat tentang praktik FGM. Pendekatan ini biasa disebut dengan implicit attitude test (IAT). Penelitian ini juga melakukan stroop test, sebuah pendekatan yang menarik, dimana perbedaan waktu diukur untuk melihat preferensi seorang responden saat dihadapkan dengan sebuah tugas/pilihan. Misalnya, salah tugas yang harus diselesaikan oleh responden adalah memasangkan gambar perempuan yang tidak disunat dengan gambar smiley sedih, dimana gambar smiley ini mewakili preferensi bahwa wanita yang tidak disunat adalah suatu hal yang salah/tidak normal. Apabila responden ini setuju dengan kombinasi tersebut (perempuan tidak disunat sama dengan hal yang salah), maka waktu yang dibutuhkan untuk memasangkan kedua gambar tersebut sangat singkat. Sebaliknya, apabila responden sebenarnya tidak setuju dengan kombinasi tersebut, responden ini akan membutuhkan waktu lebih lama saat memasangkan kedua gambar ini. Pendekatan ini biasa disebut dengan stroop test atau stroop effect.

Sebagai penutup dari sesi plenari ini, Profesor Fehr menyimpulkan bahwa:

  • Preferensi merupakan hal yang penting dalam bidang sains atau De gustibus est disputandum akademik.
  • Pilihan atau preferensi waktu, risiko dan sosial dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk faktor sosial dan ekonomi (harga aset, budaya bisnis, pendidikan, etnis, dan lainnya).
  • Jika preferensi bersifat endogen, maka preferensi ini dapat menjadi sasaran intervensi kebijakan ekonomi maupun sosial.
  • Perilaku kesehatan , yang merupakan prekursor preferensi, juga berarti dapat dipengaruhi oleh kebijakan yang dapat secara perlahan-lahan mengubah preferensi masyarakat.
  • Pada akhirnya,  atau kita sudah seharusnya membahas tentang preferensi ini.

back Kembali ke Index Reportase

Reportase lainnya

the-8th-indonesian-health-economist-association-inahea-biennial-scientific-meeting-bsm-2023The 8th Indonesian Health Economist Association (InaHEA) Biennial Scientific Meeting (BSM) 2023 25-27 Oktober 2023 InaHEA BSM kembali diadakan untuk...
gandeng-ugm-dinas-kesehatan-dan-keluarga-berencana-kabupaten-sampang-adakan-pendampingan-tata-kelola-program-kesehatan-di-kabupaten-sampang Kamis, 6 April 2023, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang bersama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM...
diseminasi-buku-petunjuk-pelaksanaan-layanan-hiv-aids-dan-infeksi-menular-seksual-ims-dalam-skema-jknReportase Diseminasi Buku Petunjuk Pelaksanaan Layanan HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) dalam Skema JKN 22 Desember 2022 dr. Tri Juni...