Empat Penyakit yang Mendominasi Pengeluaran BPJS Kesehatan

IlustrasiIlustrasi

JawaPos.com - BPJS Kesehatan sebagai badan yang mengelola pembiayaan untuk pengobatan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus mengeluarkan anggaran untuk empat penyakit dominan. Diketahui saat ini ada empat penyakit yang dialami peserta JKN, namun yang tertinggi yakni hipertensi

Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi BPJS Kesehatan Wilayah Sumbagteng Jambi, dr Andi Ashar, menyebut penyakit hipertensi mendominasi penyakit yang diderita pasien JKN secara nasional. Lalu disusul penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes melitus. Hal itu diungkapkannya pada acara skrining pasien JKN/KIS ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).

“Sampai saat ini dana BPJS Kesehatan masih dominan ‘mengalir’ pada pengobatan penyakit seperti hipertensi, jantung koroner, stroke dan diabetes melitus. Penyakit-penyakit ini yang harus kita perhatikan,” kata Asisten dr Andi Ashar, sebagaimana yang dilansir Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Senin (28/8).

Agar empat penyakit ini dapat diturunkan, kata Andi, maka tindakan promotif dan preventif pun harus ditingkatkan. “Salah satunya, menerapkan pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan darah atau tensi. Kami berharap kita bisa mencegah hipertensi. Itu pekerjaan besar bagaimana supaya tidak terjadi hipertensi,” ungkap dr Andi.

Sementara itu, Ketua Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) angkatan 1983, dr Farid Wajdi SpTHT-KL menyebutkan, perkembangan pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran mengalami kemajuan yang pesat. Begitu juga sistem pelayanan dan asuransi kesehatan.

“Apalagi diberlakukannya JKN dan BPJS yang mengelola asuransi di bidang kesehatan, maka pelayanan kesehatan pun dibagi atas Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK) I, II dan III. Dengan demikian, PPK I, menjadi tempat pasien mendapat pelayanan pertama oleh dokter. Tak hanya puskesmas, juga di klinik pratama dan dokter keluarga yang ada kontrak kerja sama dengan BPJS Kesehatan,” ungkapnya.

Dengan kondisi demikian, kata Farid, pelayanan PPK I pun harus menangani 155 penyakit. Kondisi demikian, menjadi tantangan tersendiri bagi dokter yang bertugas di pelayanan primer.

Berita Tekait

Policy Paper