Strategi BPJS Ketenagakerjaan Hadapi Gejolak Pasar Saham

https://cdn0-a.production.images.static6.com/szWb16eR0R-qiBCJyfuLALfulLU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1224152/original/075722300_1462360949-20160504--BPJS-Ketenagakerjaan-Jakarta--Fery-Pradolo-01.jpg

Liputan6.com, Jakarta BPJS Ketenagakerjaan sebagai pengelola dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan menyiapkan strategi untuk menghadapi tantangan kondisi pasar modal yang tengah bergejolak. Ini seiring penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 5,68 persen sejak posisi awal 2018.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Amran Nasution menyatakan, pihaknya masih terus dapat tumbuh dan mencatatkan dana kelolaan per 31 Maret 2018 mencapai Rp 321,19 triliun.

Raihan itu, lanjutnya, telah berhasil meningkat sebesar 1,23 persen dari posisi pada 31 Desember 2017.

"Kita masih dapat tumbuh 1,23 persen di tengah melemahnya kondisi IHSG. Tentu saja ini didukung oleh pencapaian iuran dan strategi investasi yang tepat," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (10/5/2018).

Amran menambahkan, jika saja kondisi pasar modal saat ini tumbuh positif, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan dana kelolaan per Maret 2018 dapat mencapai Rp327 triliun.

Adapun strategi yang diterapkan BPJS Ketenagakerjaan untuk menghadapi gejolak pasar modal antara lain dengan melakukan diversifikasi portofolio, khususnya pada instrument yang terkena dampak paling minimal, atau mendapatkan gain dengan kondisi market seperti saat ini.

"Harapannya Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga acuan, di mana akan berdampak positif pada instrumen pendapatan tetap sehingga memberikan yield yang lebih menarik," tutur dia.

Dia menjelaskan, pihaknya menempatkan sebesar 71 persen portofolio mereka pada surat utang dan deposito, yang disinyalir memiliki dampak minimal terhadap gejolak IHSG.

"Portofolio pendapatan tetap yang sebesar 71 persen tersebut merupakan core portfolio. Kkta selalu menjaga agar tetap matching dengan kebutuhan likuiditas dan liabilitas dari setiap program yang dikelola," tambahnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, BPJS Ketenagakerjaan tidak menutup kemungkinan untuk menjalankan strategi building (portofolio) pada saham-saham yang mengalami penurunan harga, namun memiliki fundamental yang bagus.

Sebagai pertimbangan, ia menceritakan pengalaman ketika BPJS Ketenagakerjaan dapat menghadapi situasi pasar modal Indonesia yang terombang-ambing pada masa lalu. Dia pun menilai, kondisi fundamental Indonesia yang masih positif saat ini dapat segera memulihkan situasi di dalam pasar modal

"Kondisi market tidak dapat kita duga, tinggal bagaimana investor memanfaatkan momentum. Kami optimis kondisi ini akan membaik, IHSG akan kembali menguat karena kondisi fundamental Indonesia yang masih sangat baik," pungkas Amran.

Berita Tekait

Policy Paper